Selasa, 20 Januari 2009

Perang Palestina-Israel: Konflik 4000 Tahun

BABAK KEDUA

Zaman keemasan Israel kuno, yakni zaman peperintahan Daud dan Salomo (Sulaiman) hanya berlangsung sekitar 80 tahun. Setelah Salomo wafat, bangsa Israel mengadakan pertemuan di Sechem (dekat Nablus) untuk mengangkat Rehabeam anak Salomo menjadi penggantinya.

Dalam pertemuan itu rakyat meminta kepadanya untuk menurunkan pajak yang sebelumnya sudah tinggi di zaman Salomo, tapi Rehabeam menolaknya dan bahkan berniat menaikkannya lebih berat. Mendengar itu rakyat dari sepuluh suku (seluruh suku kecuali suku Yehuda dan Benyamin) mengusirnya pulang ke Yerusalem lalu mencari raja baru sebagai ganti Rehabeam.

Mereka mengangkat Yerobeam dari suku Efraim sebagai raja dan mendirikan kerajaan baru di utara, terpisah dari kerajaan Rehabeam yang hanya meliputi dua suku di bagian selatan.
Kerajaan yang memisahkan diri menamakan diri Israel (kemudian menjadi Samaria) karena lebih besar dari yang tersisa dan menetapkan Sechem sebagai ibukotanya. Kerajaan yang tersisa untuk keturunan Daud dan Salomo bernama Yehuda, sesuai suku mayoritasnya, dengan ibukotanya tetap di Yerusalem.

Kedua kerajaan ini sering saling menyerang dan masing-masing menderita kerusakan internal, kelemahan militer dan politik serta penyimpangan/pendurhakaan agama sehingga pihak asing dengan mudah menaklukkannya.

Tahun 700an SM kerajaan Asyria (Asyur), dengan Nineweh sebagai ibukotanya, menduduki hampir seluruh tanah Palestina. Tahun 722 SM mereka menaklukkan dan menghancurkan Israel (Samaria). Bangsa Israel pun tercabik, karena semua penduduk Samaria dipindahkan ke Halah di negeri Gozan/Kurdistan dan di pegunungan Median (Madai). Mereka digantikan dengan koloni-koloni dari Babel dan Kutha di Irak yang disuruh menempati kota-kota di Samaria. Orang-orang Israel yang dideportasi dari Samaria dikenal sebagai ‘Sepuluh Suku yang Hilang’ dan kemudian menyebar ke seluruh negara-negara Arab.

Kerajaan Yehuda juga mengalami kekalahan-kekalahan dari pihak asing, seperti dari Mesir (akhir abad ke 10 SM), Palestina dan Arab (pada masa pemerintahan Yoram 849-842 SM), Demikian juga pada masa pemerintahan raja Hizkia yang harus menandatangani tanda takluk dan membayar upeti pada Sarjon Kedua, raja Asyria yang saat itu telah menguasai Israel. Raja Manasye (Mansi bin Hizkia), anak Hizkia yang mau memberontak, akhirnya ditawan orang Asyria.

Pada masa raja Yosia, Firaun Nekho dari Mesir sempat mengalahkan Asyiria dan membunuh Yosia raja Israel, lalu mengangkat Yoyakhim sebagai gantinya (608-597 SM). Mesir kemudian dikalahkan Nebukadnezar dari Babilonia (605 SM). Babilonia terus bergerak ke utara hingga akhirnya mencapai dan mengepung Yerusalem. Mereka mengalahkan dan menawan raja Yoyakhim dan keluarganya serta 10.000 orang Yahudi lainnya ke Babilonia. Di samping itu mereka menjarah harta karun Yerusalem, termasuk dari kaabahnnya.

Sebagai pengganti Yoyakhim, orang Babilonia mengangkat Zedekia (597-586 SM) sebagai penggantinya setelah bersumpah setia pada Nebukadnezar. Namun Zedekia bin Yoshia memberontak sehingga pasukan Babilonia kembali menyerang dan mengepung Yerusalem selama 18 bulan sampai mereka menyerah. Nebukadnezar membumihanguskan kota dan meratakan tempat-tempat ibadahnya, menjarah kekayaan dan harta karunnya. Dia juga menangkap sekitar 40 ribu orang Yahudi dan mengirim mereka ke Babilonia sebagai tawanan gelombang kedua. Kerajaan Yehuda jatuh pada tahun 568 SM.

Sesudah keruntuhan Israel dan Yehuda, semakin banyak orang Yahudi yang tersingkir dari negerinya dan hidup dalam pengasingan di negeri-negeri Arab, terutama di Babilonia (Irak bagian selatan).

Persia akhirnya mengalahkan Babilonia pada tahun 539 SM dan merebut seluruh tanah jajahannya. Pada masa pemerintahan Cyrus Agung, raja Persia, orang-orang Israel di Babilonia diizinkan kembali ke tanah asal mereka dan diberi otonomi khusus. Banyak dari mereka yang kembali, tapi banyak juga yang tidak mau karena telah memiliki usaha dan harta benda di Babilonia. Saat itu jumlah orang Yahudi di Palestina hanya sekitar 20.000 hingga 40.000.

Orang-orang Samaria yang telah menganggap bahwa Yudea dan Samaria milik mereka, membenci dan menolak orang Yahudi yang pulang, yang mengklaim Yerusalem adalah milik mereka dari mana orang-orang tua mereka dibuang sekitar lima puluhan tahun lalu. Lalu mulailah permusuhan yang berkepanjangan antara orang Samaria dan Yehuda.

Demikian silih berganti bangsa bangsa asing menguasai tanah Palestina dan Israel. Tahun 333 SM, Alexander Agung, orang Yunani dari Makedonia mengalahkan Persia di Asia Kecil, lalu ke Funisia, Yehuda, Israel, hingga ke Filistia. Dia membangun pasukan yang kuat dan berhasil menguasai wilayah yang sangat luas hingga ke bagian barat India di Asia. Tapi kekuasaannya tidak berlangsung lama karena Alexander, pendiri Alexandria, wafat pada usia 32 tahun di Babilonia, dalam perjalanan penaklukannya ke Timur.

Setelah kematian Alexander, wilayah ini diperebutkan oleh para jenderalnya, antara lain Seleucus yang berbasis di Syria. Seleucus berhasil merebut Palestina dan Yunani tahun 198 SM. Demikian tanah Palestina dan Israel/Yehuda dikuasai orang Yunani dengan pasukan Syria-nya. Kerajaan ini berhasil mempertahankan wilayah timur yang cukup luas, dan merupakan kerajaan pertama yang menggunakan istilah Asia.

Dalam pemerintahan raja Syria/Asia: Antiokhus Epiphanes, bangsa Yahudi ditindas, dianiaya dan hendak dimusnahkan. Raja memaksakan kebudayaan Yunani kepada bangsa Yahudi. Bait suci Yahudi dihancurkan dan Imamnya dipaksa memakan babi, dan rakyat dipaksa menyembah dewa-dewa Yunani. Anak-anak yang disunat digantung dan ibunya dibunuh. Mereka yang menyucikan hari Sabat dikejar-kejar dan dibantai pada hari itu.

Hal ini memunculkan pemberontakan di kalangan Yahudi yang diawali oleh Matatias dan diteruskan oleh dan anak-anaknya, di antaranya adalah Yudas Makabea. Makabea berkali-kali berhasil mengalahkan para penjajah hingga pemberontakan ini kemudian dikenal sebagai ‘pemberontakan Makabea.’ Walaupun orang Syria berhasil membunuh Yudas pada tahun 161 SM, namun saudara-saudaranya meneruskan perjuangannya hingga Syria memberi otonomi khusus untuk wilayah Israel dan Yehuda dengan nama distrik Yudea (tahun 140-37 SM), di bawah pimpinan imam-imam besar sebagai raja yang dikenal dengan istilah ‘raja-raja Hasmonean.’

Tetapi pada saat itu Yudea bukan satu-satunya kerajaan berdaulat di wilayah itu. Di bagian selatan tanah Palestina/Israel ada sebuah kerajaan Arab yang bernama Nabatea yang tidak pernah ditaklukkan oleh Yunani. Kerajaan ini menjadi kerajaan asli/pribumi yang terkuat di Palestina, dan sempat memperluas wilayahnya hingga ke Damaskus, dengan ibukotanya: Petra.
Kerajaan Yahudi dan Palestina yang independen ini bertahan sekitar satu abad sebelum direbut jenderal Romawi: Pompey Agung pada tahun 63 SM. Ini mengawali pendudukan Romawi selama tujuh abad di wilayah Palestina dan Israel.

Ketika perang saudara pecah antara Julius Caesar dan Pompey, Pompey mengungsi ke Mesir dimana dia dibunuh oleh Ptolomy XIV, saudara / suami dari ratu Cleopatra. Caesar menyerbu ke Mesir dan bertempur dengan Ptolomy yang nampaknya bisa mengatasi Caesar. Tapi kemudian, atas bantuan ribuan pasukan berkuda dari Antipater, seorang Syeikh dari selatan Palestina, Julius Caesar bisa mengalahkan Mesir dan menjadikan Cleopatra sebagai permaisurinya.

Karena bantuan dan kekuatan militernya, Antipater dijadikan Gubernur atas seluruh wilayah Palestina yang meliputi seluruh Gaza, Samaria dan Yehuda. distrik Yudea dan Galilea dan Samaria. Ini mengakhiri kekuasaan raja-raja imam-besar di Yudea.
Antipater kemudian membagi kekuasaannya pada kedua anaknya, Herodes dan Feisal, yang masing-masing menjadi gubernur atas Galilea dan Yudea.

Ketika Julius Caesar terbunuh di Roma, terjadi perebutan kekuasaan atas kerajaan Roma bagian Timur. Cassius, sang pembunuh Caesar, berupaya mengambil alih kekaisaran Roma bagian Timur dari Anthony dan Octavianus. Namun keduanya berhasil mengalahkan Cassius.
Dalam kekacauan Roma tersebut, Persia sempat menguasai Palestina. Tapi Anthony meyakinkan Senat untuk mengangkat Herodes anak Antipater sebagai raja di Palestina, Yudea dan Samaria dengan mengusir Persia dari tanah Palestina yang meliputi seluruh Filistin, Yudea, Samaria, Galilea.

Anthony yang memperistri Cleopatra, ratu Mesir dan janda Caesar, dan menjadi terlalu terpengaruh oleh sang ratu yang bermaksud mewarisi Kekaisaran Timur untuk anaknya. Ini dianggap sebagai penghianatan negara oleh senat Roma yang kemudian mengutus Octavianus untuk menghukum Anthonius. Dalam pertempuran laut di Actium Octavianus berhasil mengalahkan pasukan Anthonius dan armada Mesir Cleopatra. Octavianus menyusul mereka ke Alexandria, tapi ketika memasuki kota itu pada 1 Agustus tahun 30 SM dia mendapati Anthonius telah bunuh diri. Cleopatra yang dipenjarakan Octavianus ikut bunuh diri dengan menggunakan ular berbisa.

Oktavianus yang kemudian bergelar Kaisar Agustus tetap mempertahankan Herodes sebagai raja atas Palestina (termasuk Israel, Yudea dan Galilea) karena kesetiaannya pada Romawi. Dalam pemerintahan Herodes inilah lahir Yesus (nabi Isa) di Betlehem.
Herodes mencoba membunuh Yesus yang diramalkan akan menjadi raja bangsa Yahudi. Percobaannya gagal dan ‘kegagalan’ kecil dari Herodes itu kemudian menjadi keuntungan bagi umat Islam yang menganggap Isa sebagai nabi, dan umat Kristen yang menganggapNya sebagai perwujudan Allah. Tapi itu menjadi duri bagi bangsa Yahudi sendiri yang menganggap Yesus tidak lebih dari seorang penjahat.

Herodes berhasil dalam pemerintahannya, dan membangun kota pelabuhan yang baru: Caesarea; lalu menjadikannya ibukota Palestina yang baru. Kaisar Agustus menambahkan kepadanya dua daerah yang luas di selatan Siria, dengan demikian wilayah Palestina membentang ke utara hingga mencapai Damaskus .

Inilah akhir babak kedua: Sebuah keunggulan untuk Palestina dimana bangsa Israel dipimpin oleh Herodes, seorang raja Palestina.

Herodes wafat tahun 4 SM dan oleh Kaisar Agustus, Palestina (di dalamnya termasuk Israel) dibagi untuk ketiga anak Herodes: Archelaus, Herodes Antipas, dan Philipus.

Sonny (dari berbagai sumber)

Kamis, 15 Januari 2009

Perang Palestina-Israel: Konflik 4000 tahun

Sudah 20 hari Israel memerangi Hamas dengan membombardir Jalur Gaza. Korban telah mencapai lebih dari 1000 orang dan 4500 lainnya luka-luka. Sebuah resolusi gencatan senjata telah dikeluarkan Dewan Keamanan PBB namun kedua pihak, terutama Israel, tidak menunjukkan tanda-tanda menghentikan serangan. Saya berharap pembantaian ini segera berakhir, tapi tidak dapat berbuat apa-apa kecuali mengamati …

Sambil mengamati dan menunggu perang usai saya mengajak pembaca (kalu ada yang baca..) melihat ke belakang mencoba melacak asal konflik yang alot ini. Maksudnya bukan untuk melihat hitam-putihnya, melainkan untuk menyadari betapa sejarahnya abu-abu. Lumayan untuk membunuh rasa penasaran kenapa perang ini belum juga dihentikan.

Dari berbagai literatur saya mendapati betapa panjang dan melelahkan konflik antara kedua bangsa ini. Ceritanya dapat ditarik mundur hingga 4000 tahun lalu!.. Wah, capek dech….
Ngga jadi ah, ngapain!

Tapi karena hari ini (hari ke 21) Israel tidak juga mengendorkan serangan, malah tambah ngamuk dan ngaco, ngga ada salahnya dirunut pelan-pelan kisahnya dan dibagi dalam beberapa babak biar ngga bosan nulisnya. (supaya postingannya juga banyak).

Ada beberapa versi yang berbeda dan kadang bertentangan yang mungkin ditulis untuk kepentingan-kepentingan yang berbeda. Karena terkadang perbedaannya berujung pada masalah-masalah sara yang sensitif, sebaiknya keisengan ini melihat dari sudut pandang sejarah saja. Kalaupun ada yang berbeda dan kurang berkenan boleh ditanggapi sambil mohon dimaafkan.

BABAK I

Kisah ini berawal kira-kira tahun 2000 SM, ketika Ibrahim (Abraham) menyadari bahwa istrinya Sarah (Sarai) itu mandul. Untuk mendapatkan keturunan, dengan seizin Sarai dia mengawini pembantunya: Hagar (Hajar) yang kemudian memberinya anak laki-laki dan dinamainya Ismail.

Konfliknya dimulai ketika 14 tahun kemudian Sarah ikutan hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang dinamai Isak. Abraham kemudian menyuruh Hagar dan anaknya Ismail pergi dari perkemahannya Timbul pertanyaan apakah seluruh konflik ini merupakan kesalahan Abraham (Ibrahim)?

Keturunan Isak kemudian menjadi bangsa Yahudi/Israel, sementara keturunan Ismail menjadi bangsa Arab.

Bangsa Palestina yang sekarang merupakan keturunan bangsa-bangsa Arab di tanah Kanaan dan bangsa Philistine penakluk seluruh pantai Kanaan bagian selatan dan yang mendirikan kembali kota-kota Gaza, Ashdod, Ascalone, Ecron dan Gath. Nama wilayah Palestina diturunkan dari kata Filistin itu oleh Herodotus dan penulis Yunani lainnya, hingga lama-kelamaan menggantikan nama Kanaan.

Bangsa Filistin berjaya di wilayah tenggara pantai laut Mediteranea selama hampir dua abad, yakni sekitar tahun 1200 SM hingga tahun 975 BC. Sementara itu bangsa Israel di bagian timur sedang berjuang mempertahankan eksistensinya melawan bangsa-bangsa Midian, Amalek, serta keturunan Lot, yakni bangsa Moab dan Amon.

Ketika Filistin berusaha memperluas perdagangan mereka ke Timur, ke tanah Arab, maka permusuhan mereka sebagai bangsa dengan Israel pun tak terhindarkan. Dalam konflik mereka di zaman itu muncullah berbagai kisah menarik seperti: Daud dan Goliat, Samson dan Delilah, Tewasnya Saul dan Yonatan, dan masih banyak lagi.

Daud adalah pahlawan Israel yang membunuh raksasa dari bangsa Filistin: Goliat. Walaupun demikian, Daud pernah meminta perlindungan pada bangsa Filistin ketika dia sedang dikejar-kejar raja Saul, ayah Yonatan sahabatnya.

Samson adalah pemuda Israel yang sangat kuat yang jatuh cinta pada Delilah, seorang gadis dari bangsa Filistin. Samson mencintainya hingga ketika Delilah menanyakan rahasia kekuatannya Samson menceritakan bahwa jika rambutnya dipotong maka hilanglah kesaktiannya.

Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa perang Palestina-Israel telah dimulai ribuan tahun lalu.. dan lamanya penantian kita sangatlah tidak sebanding.

Di bawah pimpinan Daud Israel menjadi kuat dan mampu merebut Yerusalem, sebuah kota raja yang berdiri di dataran tinggi dan dikuasai bangsa Jebusite sepupu bangsa Kanaan. Pencapaian Daud ini oleh bangsa Filistin dianggap menyaingi supremasi mereka. Filistin kemudian menyerang bangsa Israel di ibu kota mereka yang baru, tapi Daud memukul mundur mereka. Ini terjadi sekitar tahun 975 SM, awal masa keemasan Israel kuno, yakni saat pemerintahan Daud diikuti anaknya raja Salomo yang mahsyur itu.

Menurut saya, inilah akhir babak pertama dari konflik ini. Bangsa Israel kuno berhasil meraih kejayaan lebih dari Bangsa Filistin dan Kanaan, nenek moyang bangsa Palestina.

Sonny (dari berbagai sumber).